“Tolong, Maaf, Terima
Kasih
adalah tiga hal yang
selalu saya tekankan pada kedua anak saya”
Begitulah ungkapan
artis cantik Ayu Diah Pasha ketika terlibat percakapan dengan Aleksander, pada
acara Friends & the City, di salah satu televisi swasta. Aleksander,
sang pembawa acara, merupakan sahabat yang sangat mengagumi kesantunan Ayu. Ayu
menekankan bahwa sesuatu yang kita lakukan terhadap orang lain, akan dilakukan
oleh orang lain juga terhadap kita. Ini yang disebut aksi reaksi. Di dalam
mendidik anaknya, Ayu menekankan pentingnya tiga hal tersebut ketika berhadapan
dengan orang lain. Ungkapan Tolong, Maaf, Terima Kasih, yang tidak hanya
diucapkan, tetapi juga sungguh dilakukan. Saya sangat setuju dengan prinsip
tersebut.
Coba perhatikan : (1)
Apa yang sering anak-anak ucapkan saat meminta anggota keluarga lain
mengambilkan handuk untuk mandi, atau kaos kaki saat akan berangkat sekolah?
Sebuah kalimat perintah dalam bentuk teriakan kah? Atau sebuah kalimat
permintaan yang diawali “Ma, tolong… / Mbak, tolong….” ? ; (2)
Apa yang sering anak-anak lakukan ketika mereka melakukan kesalahan? Berdiam
diri dan bersikap tidak peduli kah? Atau meminta maaf dengan penuh penyesalan,
sambil berjanji untuk tidak mengulangi kesalahannya kembali? ; (3) Apa
yang sering anak-anak ucapkan saat mereka mendapat bantuan dari orang lain,
atau saat seorang pramusaji di sebuah tempat makan mengantarkan sebuah makanan
untuknya? Diam dan segera menyantap makanan kah? Atau tersenyum sambil
mengucapkan “ Makasih ya…..”.
Rasanya mudah ya
untuk menerapkan ketiga hal tersebut? Atau sangat mudah ya saat kita meminta
orang lain (terutama anak-anak) untuk menerapkan ketiga hal tersebut? Namun,
bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menerapkannya terlebih dahulu pada
diri kita sendiri?
Setiap ucapan yang
keluar dari mulut anak, setiap perbuatan yang terlihat dari perilaku anak,
merupakan gambaran bagaimana sesungguhnya pola asuh atau proses belajar yang
terjadi di dalam keluarga. Tidak dapat dipungkiri, bahwa keluarga merupakan
tempat pertama bagi seorang anak untuk belajar. Setiap hal yang diperolehnya
dalam keluarga, akan menentukan bagaimana seorang anak bereaksi dalam
lingkungan. Perilaku dan tutur kata orangtua akan menjadi contoh bagi anak
dalam berbicara dan bertingkah laku di lingkungan sosialnya.
Yang menjadi pertanyaan kita kemudian adalah, bagaimana cara mendidik anak untuk
berperilaku sopan dan santun? Pertama, Mulailah dari kita
sendiri. Mampukan diri kita untuk mengucapkan kata tolong, maaf, dan terima
kasih pada waktu yang tepat. Seperti yang telah dipaparkan diatas, setiap
gerak gerik dan tutur kata orangtua merupakan contoh bagi anak. Bagaimana
mungkin orangtua mengharapkan anak melakukan hal-hal positif, jika yang dilihat
dan didengar anak dari orangtuanya adalah hal negatif? ; Kedua, Mulailah
dari hati. Orangtua pun perlu belajar bahwa mengucapkan kata tolong, maaf,
dan terima kasih bukan hanya sekedar ungkapan yang keluar dari mulut saja,
tetapi sebuah ungkapan yang penuh ketulusan keluar dari hati. Berikan
pengertian kepada anak untuk melakukan hal tersebut dari hati mereka. Sebuah
pengertian dan contoh akan memampukan anak untuk memiliki sikap yang baik. Mengapa
harus dari hati? Karena jika tidak dari hati, maka kita sendiri atau anak, akan
lelah dengan sikap sopan yang pura-pura tersebut.
Saya akan menutup tulisan ini dengan mengutip pendapat Johannes A Gaertner,
bahwa “Mengucapkan terima kasih adalah sikap sopan dan santun ; menunjukkan
rasa terima kasih adalah sikap lapang hati dan mulia”. Memang benar pendapat Ayu Diah Pasha diatas,
bahwa apapun yang kita berikan atau lakukan kepada sesama, entah bagaimana
caranya dan bagaimana bentuknya, akan kembali kepada kita.
Semoga tulisan
ini bermanfaat.
-12 Maret 2008 -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar